Hukuman menjadi salah satu bentuk pendidikan
orang tua kepada anak. Hukuman diberikan kepada anak biasanya bertujuan membuat
jera anak yang telah melakukan tindakan buruk. Tidak jarang, hukuman yang
diberikan membuat anak menjadi sangat takut pada orang tua hingga berdampak
pada kondisi hubungan anak dan orang tua. Ada pula, hukuman yang diberikan
kepada anak tidak membuat jera.
Menurut psikolog keluarga, Efnie Indrianie,
MPsi menyebutkan bahwa dalam konsep belajar saat tumbuh kembang anak ada yang
dinamakan reward (hadiah) dan punishment (hukuman).
“Ada yang lebih efektif dibanding hukuman,
yaitu reinforcement negatif,” ujarnya seperti yang dikutip dari laman viva.
Dalam psikologi sosial, Reinforcement adalah
konsekuensi yang menguatkan perilaku seseorang di masa yang akan datang. Terdapat
dua macam reinforcement, yakni positif dan negatif.
Reinforcement negatif dapat diberikan kepada
anak untuk mengurangi perilaku negatif anak. Contoh saja, anak yang tidak mau
membersihkan kamarnya, akan dikurangi waktu menonton televisinya. Reinforcement
negatif tidak serta merta dilakukan dengan cara yang keras. Namun bisa
diungkapkan dengan halus tetapi tetap tegas.
Reinforcement berbeda pula dengan punishment. Reinforcement
negative memberikan ruang bagi anak untuk memikirkan tindakannya. Anak diberikan
opsi untuk dipilih. Seperti pada contoh, anak akan berpikir, apakah ia akan
tetap membiarkan kamarnya kotor dan akan kehilangan waktu nonton televisinya
atau membersihkan kamarnya dan tidak akan kehilangan waktunya menonton televisi.
Hal itu berbeda dengan punishment di mana anak
tidak diberikan opsi untuk dipilih. Anak langsung dihukum ketika melakukan
tindakan yang salah. Itu menyebabkan anak tidak mampu menelaah lebih jauh
sebuah permasalahan dan konsep negatif pada anak mengenai orang tua. Kemandirian
cukup penting di masa anak-anak untuk ditumbuhkan. Salah satunya adalah dengan penggunaan
reinforcement tersebut.
Sumber gambar : republika.co.id
0 comments :
Post a Comment